Latar Belakang: Berdasarkan Statista, akibat pandemi COVID-19 angka kematian di dunia meningkat secara signifikan menjadi 9 per 1000 penduduk. Menurut Bank Dunia, angka kematian di Indonesia adalah 0,65% per tahunnya atau 6,5 per 1000 penduduk. Menurut Badan Pusat Statistik melalui long form sensus penduduk, jumlah kematian di Indonesia yang tercatat sejak 1 Januari 2017 hingga 2022 adalah 8.070.000. Akan tetapi, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri mencatat dari 273.880.000 jiwa di Indonesia terdapat 783.270 jiwa yang meninggal dunia di Indonesia pada 2021. Yogyakarta menempati tempat keenam untuk provinsi dengan jumlah kematian terbesar, yakni 27.090 jiwa. Hingga saat ini, belum ada data penelitian terkait kasus kematian patologi forensik yang terdata di RSUP Dr. Sardjito pada tahun 2017-2022. Patologi forensik merupakan subspesialisasi yang sudah banyak diterapkan ilmunya di Indonesia. Biasanya, cabang ilmu ini digunakan untuk membantu proses peradilan atau penyelidikan hukum dengan mengetahui cara kematian seseorang. Hal ini dapat dicapai melalui proses pemeriksaan luar dan dalam. Setelah dilakukan pemeriksaan luar maupun dalam untuk mengecek barang bukti medis, dihasilkan Visum et Repertum sebagai laporan medis yang biasanya dapat diserahkan kepada pihak peradilan. Pengumpulan Visum et Repertum dalam jumlah banyak dari sebuah rumah sakit dapat menentukan prevalensi dan penyebab kematian terbanyak pada sebuah area. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah pemetaan yang baik dan dapat merangkum hasil Visum et Repertum yang ada.
Tujuan: Menggambarkan profil kasus kematian patologi forensik berdasarkan jenis kelamin, usia, data per bulan, jenis kasus forensik, keterampilan klinis teknik pemeriksaan luar, dan keterampilan klinis teknik pemeriksaan dalam pada korban meninggal berdasarkan Visum et Repertum yang diambil di RSUP Dr. Sardjito pada periode 2017-2022.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif retrospektif dengan desain penelitian cross-sectional, menggunakan data sekunder dari visum hasil pemeriksaan mayat Instalasi Forensik RSUP Dr. Sardjito.
Hasil: Ditemukan total 237 kasus (95,56%) yang memenuhi kriteria inklusi untuk penelitian profil kasus kematian patologi forensik di RSUP Dr. Sardjito periode 2017-2022. Dari penelitian ini didapatkan bahwa kasus paling banyak dialami oleh laki-laki (80,17%) dan kelompok usia remaja akhir (17-25 tahun) (30,38%). Kasus paling banyak terjadi di bulan Juli (11,39%), dengan jenis kasus forensik kekerasan tumpul (68,78%). Keterampilan klinis teknik pemeriksaan luar yang paling banyak dilakukan adalah pemeriksaan patah tulang (99,58%) dan keterampilan klinis teknik pemeriksaan dalam yang paling banyak dilakukan adalah rongga kepala dan rongga dada (100%).
Kesimpulan: Prevalensi kasus kematian patologi forensik di RSUP Dr. Sardjito masih banyak terjadi dan terhitung fluktuatif setiap tahunnya, didominasi oleh kasus kekerasan tumpul dan asfiksia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya kesadaran akan keselamatan berkendara, kesehatan fisik, dan kesehatan mental di masyarakat.
Background: According to Statista, due to the COVID-19 pandemic, the world's mortality rate has increased significantly to 9 per 1000 population. Based to the World Bank, the mortality rate in Indonesia is 0.65% per year or 6.5 per 1000 population. According to the Central Bureau of Statistics through the long form population census, the number of deaths in Indonesia recorded from January 1, 2017 to 2022 is 8,070,000. However, the Directorate General of Population and Civil Registration (Dukcapil) of the Ministry of Home Affairs noted that out of 273,880,000 people in Indonesia, 783,270 people died in Indonesia in 2021. Yogyakarta occupies the sixth place for the province with the largest number of deaths, namely 27,090 people. Until now, there has been no research data related to forensic pathology death cases recorded at Dr. Sardjito Hospital in 2017-2022. Forensic pathology is a subspecialty that has been widely applied in Indonesia. Usually, this branch of science is used to help the judicial process or legal investigations by knowing how someone died. This can be achieved through the external and internal post mortem examination. After external and internal post mortem examination to check medical evidence, a Visum et Repertum is produced as a medical report that can usually be submitted to the judiciary. Collecting a large number of Visum et Repertum from a hospital can determine the prevalence and cause of death in an area. Therefore, a good mapping is needed that can summarize the results of the existing Visum et Repertum.
Objective: To describe the profile of forensic pathology cases based on sex, age, data per month, types of forensic cases, clinical skills of external examination techniques, and clinical skills of internal examination techniques on deceased victims based on Visum et Repertum taken at RSUP Dr. Sardjito in the 2017-2022 period.
Methods: The research method used was a retrospective descriptive with a cross-sectional study design, using secondary data from post-mortem examination results of the Forensic Installation of RSUP Dr. Sardjito.
Result: A total of 237 cases (95,56%) were found that met the inclusion criteria for the study of the profile of forensic pathology death cases at Dr. Sardjito Hospital for the period 2017-2022. From this study, it was found that the most cases were experienced by men (80,17%) and the age group of late adolescents (17-25 years) (30,38%). The most cases occurred in July (11,39%), with the type of blunt force forensic cases (68,78%). The most performed external examination technique clinical skill was fracture examination (99,58%) and the most performed internal examination technique clinical skill was head cavity and chest cavity (100%).
Conclusion: The prevalence of forensic pathology death cases at Dr. Sardjito Hospital is still high and fluctuates every year, dominated by blunt force and asphyxia cases. This is due to the lack of awareness of driving safety, physical health, and mental health in the community.
Kata Kunci : Forensik, kasus kematian, patologi forensik, profil mortalitas
